Profil Desa Kedungtukang
Ketahui informasi secara rinci Desa Kedungtukang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kedungtukang, Kecamatan Jatibarang, Brebes. Mengupas tuntas potensi pertanian, demografi mutakhir, dinamika pemerintahan, serta kondisi sosial masyarakat agraris di jalur Pantura Jawa Tengah. Sebuah potret komprehensif dari desa penyangga pang
-
Lumbung Pertanian Strategis
Desa Kedungtukang merupakan salah satu sentra pertanian penting di Kecamatan Jatibarang, dengan mayoritas lahan dimanfaatkan untuk tanaman pangan yang menopang perekonomian lokal dan regional
-
Dinamika Sosial dan Pembangunan
Desa ini menunjukkan perkembangan infrastruktur yang aktif, didukung oleh partisipasi masyarakat, meski menghadapi tantangan seperti penanganan bencana alam (banjir) dan peningkatan sumber daya manusia
-
Lokasi Geografis Penting
Berada di dekat jalur vital dan berbatasan langsung dengan kecamatan lain, posisi Kedungtukang menjadikannya area yang signifikan untuk alur distribusi hasil bumi dan mobilitas penduduk

Terletak di dalam wilayah administratif Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Desa Kedungtukang menjelma sebagai salah satu pilar penting dalam lanskap agraris regional. Desa ini tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi ribuan jiwa, tetapi juga merupakan kawasan produktif yang denyut kehidupannya sangat dipengaruhi oleh ritme tanam dan panen. Dengan topografi dataran rendah yang subur, Kedungtukang menjadi representasi desa agraris khas Pantura yang terus beradaptasi dengan tantangan zaman sambil menjaga fondasi ekonominya di sektor pertanian. Profil ini mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Kedungtukang, dari data geografis dan demografi hingga dinamika sosial ekonomi yang menggerakkannya.
Letak Geografis, Batas Wilayah dan Demografi
Secara geografis, Desa Kedungtukang berada pada posisi yang cukup strategis di bagian utara Kecamatan Jatibarang. Berdasarkan data administrasi, wilayah ini memiliki batas-batas yang jelas dengan desa-desa sekitarnya. Di sebelah utara, Desa Kedungtukang berbatasan dengan Desa Pemaron yang masuk dalam wilayah Kecamatan Brebes. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Rengasbandung. Sementara itu, di sebelah selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Kebogadung dan Desa Buaran. Batas sebelah barat desa ini ditandai oleh aliran Sungai Pemali, yang juga menjadi pemisah alaminya dengan Desa Glonggong di Kecamatan Wanasari.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes, Desa Kedungtukang memiliki luas wilayah sekitar 1,61 kilometer persegi atau setara dengan 161 hektare. Dari total luas tersebut, sebagian besar merupakan lahan produktif. Data penggunaan lahan menunjukkan bahwa sekitar 113 hektare ialah lahan sawah, sementara sisanya, sekitar 48 hektare, merupakan lahan bukan sawah yang mencakup pekarangan, permukiman, dan infrastruktur publik lainnya.
Dari sisi kependudukan, data BPS Kecamatan Jatibarang tahun 2023 mencatat jumlah penduduk Desa Kedungtukang mencapai 4.309 jiwa. Dengan luas wilayah 1,61 km2, maka tingkat kepadatan penduduknya terhitung cukup padat, yakni sekitar 2.676 jiwa per kilometer persegi. Struktur populasi yang padat ini menandakan sebuah komunitas yang hidup dan dinamis, di mana interaksi sosial dan kebutuhan akan layanan dasar menjadi faktor penting dalam perencanaan pembangunan desa. Komposisi penduduknya didominasi oleh masyarakat dengan mata pencaharian di sektor pertanian, yang membentuk karakter sosial dan ekonomi desa secara keseluruhan.
Sejarah Lokal dan Tatanan Pemerintahan
Asal-usul nama "Kedungtukang" diyakini berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu "Kedung" yang berarti bagian sungai yang dalam dan tenang, dan "Tukang" yang berarti seorang ahli atau pekerja. Narasi lokal mengisahkan bahwa di masa lalu, wilayah ini memiliki sebuah kedung di aliran Sungai Pemali yang sering dimanfaatkan oleh para tukang atau perajin (kemungkinan perajin kayu atau pandai besi) sebagai lokasi kerja atau sumber air. Kombinasi dari ciri geografis dan aktivitas masyarakat inilah yang kemudian melekat menjadi nama desa hingga saat ini. Desa ini juga terbagi menjadi beberapa pedukuhan, antara lain Dukuh Kedungdawa, Kedungwadas, dan Petukangan, yang masing-masing memiliki karakteristik komunitasnya sendiri.
Struktur pemerintahan Desa Kedungtukang dijalankan oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Kantor atau Balai Desa menjadi pusat administrasi, pelayanan publik, dan koordinasi pembangunan. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Desa Kedungtukang menunjukkan fokus pada pembangunan infrastruktur dasar. Berita lokal mencatat adanya upaya untuk melanjutkan pembangunan balai desa yang sempat tertunda. Muhammad Akhrom, selaku Kepala Desa pada saat itu, dalam sebuah kutipan di media lokal tahun 2021, menyatakan, "Prinsipnya dari pihak desa hanya berkeinginan untuk mewujudkan balai desa. Mudah-mudahan ini bisa terselesaikan." Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen pemerintah desa untuk menyediakan fasilitas yang representatif bagi warganya, meski dihadapkan pada tantangan anggaran dan kehati-hatian dalam pengelolaan keuangan pasca-isu hukum sebelumnya.
Tulang Punggung Perekonomian: Sektor Pertanian
Perekonomian Desa Kedungtukang sangat bertumpu pada sektor pertanian. Lahan sawah seluas 113 hektare menjadi aset utama yang digarap oleh mayoritas penduduk. Sebagai bagian dari Kabupaten Brebes yang tersohor sebagai lumbung bawang merah nasional, komoditas ini juga menjadi salah satu primadona di kalangan petani Kedungtukang, di samping padi dan tanaman palawija lainnya. Sistem pengairan teknis dan semi-teknis yang bersumber dari jaringan irigasi, termasuk dari Sungai Pemali, menjadi faktor penentu keberhasilan panen sepanjang tahun.
Aktivitas ekonomi tidak berhenti di lahan garapan. Rantai ekonomi berlanjut ke proses pascapanen, distribusi, dan penjualan. Para petani menjual hasil panen mereka ke pasar-pasar lokal di Jatibarang atau langsung ke tengkulak yang akan membawanya ke pasar yang lebih besar. Keberadaan kelompok tani (gapoktan) menjadi wadah penting bagi para petani untuk berkoordinasi, mendapatkan penyuluhan, serta mengakses bantuan pemerintah seperti pupuk dan benih. Namun seperti petani di wilayah lain, mereka juga menghadapi tantangan klasik, yaitu fluktuasi harga komoditas yang sering kali tidak menentu, serta dampak perubahan iklim yang memengaruhi jadwal tanam dan potensi gagal panen.
Infrastruktur, Layanan Publik, dan Kehidupan Sosial
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama di Desa Kedungtukang. Selain pembangunan balai desa, perhatian juga diarahkan pada perbaikan akses jalan. Salah satu fokus utama ialah jalan poros yang menghubungkan Desa Kedungtukang dengan Desa Pemaron. Jalan sepanjang kurang lebih satu kilometer ini dianggap vital sebagai akses penghubung antarkecamatan yang dapat memperlancar mobilitas warga dan distribusi barang. Upaya ini menjadi agenda dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) sebagai skala prioritas.
Di bidang sosial dan pendidikan, desa ini juga menunjukkan geliat positif dengan adanya inisiatif dari masyarakat untuk meningkatkan literasi. Pada tahun 2020, diresmikan Rumah Literasi Waskita, yang didirikan oleh tokoh masyarakat dengan dukungan pemuda setempat. Inisiatif ini muncul sebagai respons atas keprihatinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Brebes. Carto, selaku Pembina Rumah Literasi Waskita, dalam sebuah kesempatan menyatakan bahwa pendirian rumah literasi ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran gemar membaca, terutama di kalangan generasi milenial.
Kehidupan sosial masyarakatnya kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Kegiatan keagamaan dan tradisi lokal masih terjaga dengan baik dan menjadi perekat hubungan antarwarga. Namun, desa ini juga tidak luput dari tantangan bencana alam. Letaknya yang dekat dengan Sungai Pemali membuat sebagian wilayahnya rentan terhadap banjir saat musim hujan dengan intensitas tinggi. Pada Februari 2024, banjir sempat melanda desa ini, yang mendorong kunjungan langsung dari pejabat provinsi untuk meninjau kondisi dan merencanakan langkah-langkah mitigasi, seperti evaluasi dan pengkajian peninggian tanggul.
Prospek dan Tantangan Masa Depan
Memandang ke depan, Desa Kedungtukang memiliki prospek yang cerah dengan sejumlah tantangan yang perlu diatasi secara strategis. Potensi utamanya tetap berada di sektor pertanian. Optimalisasi hasil pertanian melalui penerapan teknologi modern, diversifikasi tanaman, dan penguatan kelembagaan petani dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis produk olahan pertanian, seperti bawang goreng atau makanan ringan lainnya, dapat menjadi sumber pendapatan alternatif dan menciptakan nilai tambah.
Tantangan utama yang dihadapi meliputi mitigasi bencana banjir yang memerlukan solusi struktural dan jangka panjang. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan non-formal, seperti melalui keberadaan Rumah Desa Sehat (RDS) dan pusat kegiatan belajar, juga menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing warga. Selain itu, pemerintah desa dihadapkan pada tugas berat untuk mengelola anggaran secara transparan dan akuntabel guna merealisasikan program-program pembangunan yang telah direncanakan, mulai dari infrastruktur jalan hingga fasilitas publik.
Dengan fondasi agraris yang kuat, semangat kegotongroyongan masyarakat, dan komitmen pemerintah desa untuk terus berbenah, Desa Kedungtukang berpotensi untuk tumbuh menjadi desa yang lebih maju, tangguh, dan sejahtera, serta terus memainkan perannya sebagai salah satu lumbung pangan penting di Kabupaten Brebes.